MAKALAH
TENTANG
S U K S E S I
Disusun Oleh
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
(STIP) WUNA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Pada
kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini yang
telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun
materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun
berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Rumusan
Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Dan Konsep Suksesi 2
2.2 Pendekatan
Dalam Kajian Suksesi 5
2.3 Konsep
Klimaks 8
2.4 Beberapa
Permasalahan Konsep Suksesi 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.4
Latar Belakang
Seperti yang telah
dipelajari materi sebelumnya tentang sub
topik ekosistem (bagian topik ekologi) yang merupakan hubungan timbal balik
antara komponen biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk
suatu sistem yang seimbang. Pada ekologi memiliki hirarki/tingkatan komponen yang
terdiri atas individu, populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer dan bioma.Ekosistem di alam ini memiliki pola
penyesuaian untuk mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu
perubahan.
Pada prinsipnya
semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik struktur maupun
fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan
fluktuasi lokal yang kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang
penting.Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi
sistem secara keseluruhan.
Kajian perubahan
ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana, ini
meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi/nutrisi,
produktivitas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian juga dengan
masalah konservasi. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat disebabkan oleh
berbagai penyebab utama, yaitu:
a) Akibat perubahan iklim
b) Pengaruh dari faktor luar
c) Karakteristika dalam sistem sendiri (Syafei, 1990 : 81)
1.5
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang
di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
definisi dan konsep dari suksesi?
2. Apa
saja pendekatan yang melatar belakangi konsep kajian Suksesi?
3. Apa
yang dimaksud dengan konsep klimaks dari suksesi?
4. Jelaskan permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan suksesi!
1.6
Tujuan
Dari perumusan masalah di
atas dapat dirumuskan tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan
definisi dan konsep suksesi;
2. Menyebutkan
dan menjelaskan pendekatan kajian yang melatar belakangi konsep Suksesi;
3. Mendeskripsikan
konsep klimaks dari suksesi;
4. Menyebutkan
dan menjelaskan dengan contoh-contoh permasalahan-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dan Konsep Suksesi
2.1.1 Definsi Suksesi
Suksesi adalah suatu proses
perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu
komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. (Arianto
Sam, 2008)
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam
kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil.
Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan
yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan
telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.(Admin,2010)
2.1.2 Konsep Suksesi
n Sere
Seluruh
seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu
n Suksesi
Suatu
seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah
ekosistem tertentu
n Klimaks
Suatu
keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan suksesi
ekologis yang optimum.
Pada
prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mngalami perubahan baik struktur maupun
fungsinya dalam perjalanan waktu.Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan
fluktuasi local kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang
penting.Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi
system secara keseluruhan.
Tahapan –
tahapan suksesi
Proses suksesi
dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
a.
Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah
kolonisasi,selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi oleh oragisme –
organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama, bahwa organisme tersebut sampai
dilokasi dan kedua, organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan
organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu
tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
b.
Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme –
organisme yang berdiam didaerah itu akan mengubah sifat – sifat tempat
tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial biasanya adalah
mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya lichens (lumut kerak)
yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan
mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.Merupakan pengubahan sifat-sifat
tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
c.
Variabilitas
Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah
peningkatan variablitas ruang (spasial)
habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii
adalah tanaman pembentuk hutan yang terpentingpada suksesi awal di Alaska.
Tumbuhan ini menghasilkan gradient sifat tanah. Bahan organik tanah brvriasi
pada bagian tengah hutandan pada bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi ummnya berpengaruh
pada perbaikan temperature, cahaya dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan
akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari
organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih
rendah dalam tegakan suksesi suksesi yang lebih tua.
2.1.3
Pembagian
Suksesi
Pada Suksesi
terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan suksesi
sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder terletak
pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini penjelasan
mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :
1.
Suksesi
Primer
Suksesi primer
terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas
awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan
terbentuk substrat dan habitat baru.
a.
Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah
longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan
endapan pasir di pantai.
b.
Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya
penambangan timah, batubara, dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya
suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883.Di daerah bekas
letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken)
serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan
kekeringan.Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah
permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis
mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur
dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks
susunannya.Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat
tumbuh dengan subur.Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh.Bersamaan
dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan
menaunginya.Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
2.
Suksesi
Sekunder
Apabila dalam
suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan
(karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme
yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama
masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut,
kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan
suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar
bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Kebakaran sering kali terjadi seiring
dengan datangnya musim kering atau yang dikenal juga dengan musim kemarau.
Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik yang disebabakan oleh
kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang terjadi karena
gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi
memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api,
bencana kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi
setelahnya dan bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya
terjadi di pemukinaan masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di
sebagian wilayah Indonesia, bencana ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya.
Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan, kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya
juga mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat lain.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya
habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis
tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan
pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim,
terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain
serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis
substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim,
terutama arah dan kecepatan angina yang membantu
penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
7. Sifat
– sifat jenis tumbuhan
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi
pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan
mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua
ini disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya
suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis
komunitas klimaks sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
2.2
Pendekatan
Dalam Kajian Suksesi
Sejalan
dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian suksesi ini pun
mengalami perkembangan,dan dapat di bagi dua periode pendekatan,yaitu pendekatan
secara lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di tujukan untuk
melengkapi atau mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep ekosistem
yang mendasarinya di fihak lain
a. Pendekatan
Kajian Suksesi Lama /Tradisional
Teori suksesi pola
pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran yaitu:
1. Suksesi
adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur dan meliputi perubahan
komposisi jenis dan fungsi ekosistem melalui waktu tertentu,suksei merupakan
proses yang progresip dan dapat di perkirakan.
2. Fase
awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai oleh tumbuhan
berumur pendek.sere breikutnya menjadi lebih progresif ,lebih kompleks dan di
kuasai oleh tumbuhan berumur panjang.
3. Suksesi
berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar ,paling efisien dan
komunitas paling kompleks dari habitat yang mendukungnya.komunitas klimaks
adalah stabil dan mandiri.
b. Pola
Pendekatan Suksesi Modern
Akhir-akhir
ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di perhitungkan
pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan struktur dan
fungsi ekosistem suksesi ini.
A. Pola
aliran energy
Selama suksesi mencapai klimaks pola
energy dalam ekosistem berubah secara mendasar.perubahan ini di refleksikan
dalam besaran standing crop dalam system.
a) Selama
fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari yang
hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang ,mengakumulasi energy sebagai
biomasa.bebereapa standing crop atau tegakan yang ada meningkat selama suksesi.
b) Ketika
komunitas klimaks di kembangkan maka steady state tercapai.dalam keadaan ini
masukan energy ke ekosistem sama dengan energy yang hilang.hasilnya perubahan
tegakan adalah kecil.aliran energy melalui sistempada fase klimaks adalah
maksimum.
c) Bila
ekosistem terganggu oleh factor luar,misalnya kebakaran .energi yang hil;ang
mugkin lebih besar dari masukan energy.dalam hal ini besaran tegakan dalam
system menurun.
d) Akumulasi
energy sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam ekosistem
daratan,tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks .tegakkan berada dalam
maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
e) Di
ekosistem perairan ,terutama laut,komuntias kliamkas mungkin di nyatakan oleh fitiplankton
.ukurannya yang kecil berarti standing crcopnya relative rendah / kecil,mungkin
akumulasi dalam ekosistem rendah.tetapi laju metabolism tinggi sehingga
memungkinkanuntuk mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.
B. Produktivitas
Produktivitas kotor dari ekosistem
meningkat selam suksesi sampai klimaksnya.peningkata ini sebanding dengan
keadaan standing cropnya.prosentase dari produktivitas kotor yang terfiksasi
sebagai produktivitas bersih tidak terus meningkat sampaiklimaksnya,hal ini
akibat beberapa keadaan.
a) Dalam
fase seral awal tumbuhna dominan berkecenderuingan untuk menjadi kecil dan
berumur pendek.bentuk tumbuhan ini meliputi tumbuhan setahun,produktivitas
bersihnya tinggi.Tumbuhnya yang kecil memerlukan
energy yang relative sedikit untuk pengelolannya.
b) Dalam
fase seral akhir tumbuhan dominan berkecenderungan besar dan berumur panjang,seperti pohon.ketika
tumbuh esmpurna memerlukan bagian yang besar dari produktivitas kotornya untuk
respirasi dalam pengelolaan tumbuhnya.organisme muda berada
dalamlajupertumbuhan maksimum dan dikarakterisasi oleh penurunan produktivitas
bersih ketika dewasa.akibatnya tumbuhan besar dan berumur panjang mempunyai
periode kehidupan dalam keadaan relative tidak produktif.halini terefleksikan
dalam produktivitas dari ekosistem secara keseluruhan.
C. Efisiensi
Ekologi
Teori suksesi lama menyatakan bahwa
proses suksesi
membawa suatu komunitas untuk mencapai efesiensi konversi energy yang
maksimum.energi merupakan sumber pembatas yang ekstrim bagi ekosistem,sehingga
sangat logis apabila orang menduga bahwa kematangan akan tercapai pada saat
ketersediaan energy berada dalam keadaan terbaik untuk bisa di manfaatkan. Padahal pemikiran ini
bertentangan dengan apa yang di ketahui tentang pola aliran energy dan
produktiviotas.
Telah dinyatakan bahwa dalam suatu suksesi
primer ,produktivitas kotor di mulai dengan nol kemudian meningkat, tetapi peningkatannya
tidak dapat tanpa batasnya apabila produktivitas bersih menurun sampai mencapai
klimaks,efesiensi konversi energy menurun dalam fase seral akhir.
D. Struktur
Trofik
Fase seral awal ada alternative mempunyai rantai makanan yang
pendek.kerusakan dapat terjadi dengan mudah ,apabila salah satu rantai hilang
maka tidak ada alternative pengaliran air lagi energy.begitu pelapisan dari
ekosistem terbentuk dan versitas jenis
meningkat maka struktur trofilmenjadi lebih kompleks dan terbentuk jaring
makanan.
Struktur trofil yang lebih kompleks
menghasilkan ekosistem yang stabil.
Berbagai kemungkinan aliran energy tidak lagi menjadi
masalah apabila salah satu dari mata rantai rusak atau terganggu .rantai
makanan detritus memegan peranan penting pada ekosistem matang ini.
E. Perubahan
siklus Nutrisi
Teori lama memperkirakan bahwa
suksesi menghasilkan komunitas yang stabil dan siklus materi yang lebih
efisien. Hal
ini adalah benar untuk kebanyakan ekosistem daratan,tetapi tidaklah demikian
untuk ekosistem perairan.
Dalam setiap proses suksesi jumlah
nutrisi yang bersiklus dalam setiap fase awal adalah kecil.penimbunan dalam
ekosistem juga kecil.Pertukaran nutrisi antara komponen biotic dan abiotik
terjadi cepat karena umur organismenya pendek.peranan detritus dalam regenerasi
dalam nutrisi kurang penting.fasa organic dari siklus kurang
berkembang,akibatnya nutrisi dapat bergerak ke dalam dan keluar dari system dengan
penuh mudah ,maka siklus nutrisinya terbuka.
F. Struktur
dan Keaneragaman
Stratifikasi
Sere
awal biasanya terdiri dari kelompok-kelompok tumbuhan
pendek yang tidak merata penyebarannya dan dengan pelapisan yang
sederhana.suksesi berjalan terus ,tumbuhan yang lebih tinggi bentuk lapisan
tambahan dan terjadi peneduhan.Koloni tumbuhan lama menyingkir dari keteduhan
dan diganti dengan jenis tumbuhan bawah lainnya yang biasa hidup dibawah
naungan perdu,suatu formasi hutan klimaks akhirnya terbentuk dengan
identifikasinya yang kompleks .untuk hutan tropika misalnya di kenal dengan
pelapisan dari kanopi pohon,lapisan perdu,dan lapisan dasar byang terdiri dari
lumut.
Pengecualian-pengecualian untuk
terbentuknya stratifikasi kompleks ini memang juga bisa terjadi ,misalnya pada
hutan ,lapisan kanopi pohon yang kerap dan mengakibatkan energy cahaya tidak
memungkinkan untuk menunjang vegetasi dasar.fenomena ini dapat diketemukan di
hutan alami yang padat atau rapat kanopinya,baik di tropika maupun di
temperate.
2.3
Konsep
Klimaks
Teori
tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah kepada suatu komunitas
akhir yang stabil yaitu klimaks.
Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat tertentu ,dan
yang terpenting adalah :
a) Fase
klimaks merupakan system yang stabil
dalam keseimbangannya antara lingkungan biologi dengan lingkungan non
biologinya.
b) Komposisi
jenis pada fasa klimaks relative tetap atau tidak berubah
c) Pada
fasa klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dari materi organic
,sehingga tidak ada perubahan yang tidak berarti.
d) Fasa
klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan
biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh
musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut
:
1.
Teori monoklimaks
Dalam
teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk
suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim.Dia memperkirakan bahwa
pada waktu yang cukup dan bebas dari
berbagai, pengaruh
gangguan luar suatu bentuk umum mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk
untuk setiap daerah iklimyang sama .dengan demikian iklim sangat yang
menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran ini di fahami
sebagai teori monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada
pertengahan awal dari abad ini.
Clements
dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan bahwa
banyak sekali variasi lokal
dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu
daerah iklim tertentu. Variasi-variasi
ini oleh clements dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan
stabil.clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada keyakinan dan waktu
yang panjang,di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi akibat
kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila
di beri waktu cukup lama.
2. Teori
Poliklimaks
Beberapa pakar biologi berpendapat
bahwa teori monoklimaks terlalu kaku .Tidak memberikan kemungkinan untuk
menerangkan variasi lokal
dalam suatu komunitas tumbuhan.
Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang
pakar botani dari inggris,mengusulkan suatu alternative yaitu teori
poliklimaks,dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat mosaic Dari bentuk
klimaks dari setiap daerah iklim.Dia menyadari bahwa komunitas klimaks erat
hubungannya dengan berbagai factor yang mempengaruhinya yaitu meliputi
tanah,drainage ,dan berbagai factor lainnya .teori poloklimaks mengenai
kepentingan dari iklim .tetapi factor-faktor lain hendaknya jangan di pandang
sebagai fenomena yang bersifat temporal.
Teori poloklimaks mempunyai
keuntungan yang besar, dalam
memandang semua komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap sebagai
bentuk klimaks .Teori poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat
kaku,sehingga dapat di terima di kalangan pakar secara luas.
3. Teori
Potensi Biotik atau pola Klimaks Hipotetis
Dalam tiga decade terakhir para pakar
menyadari bahwa komunitas klimaks tidak di tentukan oleh hanya satu atau
beberapa factor pengontrol.Setiap komunitas merupakan fungsi cdari semua factor
lingkungan yang berinteraksi terhadapnya.seperti iklim,tanah, topografi
dsb.Dengan demikian sekian banyak bentuk klimaks akan terjadi akibat kombinasi
dari kondisi-kondisi tadi.perhatikan konsep factor holosinotik atau holismal.
Pemikran ini pertama-tama di
formulasikan oleh R.H WHITaker tahun 1990an .Ia menekankan bahwa komunitas
alami teadaptasi terhadap seluruh pola dari factor lingkungan.dan komunitas
klimaks itu akan bervariasi secara teratur meliputi suatu region dan
merefleksikan perubahan factor-faktor (suhu,tanah,bentuk lahan dsb) secar
gradual,klimaks dari sewtiap itu.Pemikiran ini di kenal sebagai pola klimaks
hipotesis atau teori potensial biuotik.
2.4
Beberapa
Permasalahan Konsep Suksesi
a. Stabilitas
Konsep klimaks lama menyatakan secara
tidak langsung suatu keadaan keseimbangan dengan lingkungan,terutama yang di
anggap penting adalah factor iklim.pendekata ini8 adalah lemah ,karena iklim
sepertidi ketahui adalah teratur dan berfluktuasi ,terutama di daerah
temperate.Dengan demikian akan tidak mungkin untuk untuk suatu vegetasi menjadi
benar-benar sesuai dengan keadaan iklim itu,lain halnya dengan situasi di
daerah katulistiwa ,perubahan iklim relative tidak banyak terjadi.dengan
demikian konsep ini masih bisa di terima.Meskipun demikian untuk daerah iklim
yang relatip stabil inipun keseimbangan komunitas klimaks tidaklah absolute
sifatnya,masih terjadi perubahan-perubahan komposisi jenis akibat adanya
migrasi atau perubahan anggota populasi.
Berdasarkan keadaan ini ,akan lebih
realistis untuk menganggap fasa klimaks dari suatu komunitas mencapai
kestabilan yang relatip.perubahan-perubahan masih tetap akan terjadi
berdasarkan arah tertentu ,daloam hal ini mengikuti arah perubahan iklim.
Perbedaan yang penting antara fasa
klimaks dengan fasa-fasa sebelumnya dalam laju perubahnnya ,dalam fasa seral
laju perubahan adalah cepat ,sedangkan dalam fasa klimaks terjadi perubahan
minimal.
b. Kemantapan
Kemantapan adalah pusat perhatian
pola berfikir konsep lama fasa klimaks.sangat sedikit komunitas yang
benar-benar terllihat mantap baik struktur maupun komposisi jenisnya. Mereka berkecenderungan
menjadi terbatas atau di batasi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang kurang
menunjang,seperti di padang pasir.
Komunitas klimaks umumnya mantap
dalam hal strukturnya tetapi tidak dalam komposisi jenisnya.misalnya formasi
hutan seluruh berada di suatu daerah untuk ribuan tahun,tetapi campuran dari
pohon-pohon dominan dan asosiasi ktumbuhan dasarnya akan merubah merefleksikan
perubahan iklim
Beberapa komunitas klimaks
jelas-jelas tidak mantap,mengalami perkembangan siklis.Pohon yang dominanpada
suatu komunitas klimaks sering tidak mau melakukan regenerasi secara langsung
di bawah naungan pohon induknya.Hal ini disebabkan kondisi tanah yang tercipta
tidak cocok untuk anakan pohon tadi.sehingga di bawah naungan pohon dominan
tadi akan tumbuh jenis –jenis pohon lainnya termasuk ,mungkin jenis
seral,Dengan demikian akan terjadi perubahan struktur dan kompiosisi dari
komunitas klimaks ini,ada kemungkinan komunitas klimaks akan berubah menjadi
bentuk seral kembali.tetapi kondisi baru ini akan memungkinkan untuk tumbuhnya
anakabn pohon yang dominan pada masa klimaks tadi maka terjadilah perubahan siklis dalam
perjalanan waktu.
c. Suksesi
dan Keteraturan
Apabila pandangan tradisional tentang
komunitas klimaks mempermasalahkan,
pertanyaan
harus di lanjutkan apakah pendapat bahwa suksesi sebagai suatu proses teratur
yang menbgarah pada suatu bentuk akhir dari komunitas yang dapat di perkireakan
perlu di kaji kembali?
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Suksesi adalah suatu
proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu
komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Perubahan
ekosistem ini pada dasarnya dapat di sebabkan
sebagai penyebab utama yaitu:
a. Akibat
perubahan iklim
b. suksesi allogenik
(
karena pengaruh dari luar)
c.
suksesi autogenik (karena pengaruh dari
dalam)
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
Di alam ini terdapat dua
macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi juga
berkaitan dengan pertanian dimana komunitas yang yang tidak
stabil dikelola oleh manusia,secara
ekologi di sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Dampak dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan
tanah gersang, kehilangan nutrisi
organik, permukaan sangat terbuka
dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya. Namun suksesi dalam kurun waktu
tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, komunitas menjadi lebih
kompleks.
1.2 Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil
refleksi yang ditujukan pada pembaca agar mengaplikasi konsep suksesi untuk
diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari agar dapat meminimalisir dampak
kerusakan alam.
DAFTAR
PUSTAKA
http://abdan-marinescientis.blogspot.com/2011/04/evolusi-suksesi-dan-faktor-pembatas.html
http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html
http://jejakdaunkering.blogspot.com/2009/03/kebakaran-suksesi-sekunder-dan-vegetasi.html
http://primanandafauziah.blogspot.com/2010/11/suksesi-primer-dari-vegetasi-di-gunung.html
http://onrizal.files.wordpress.com/2009/08/1-ekologi-hutan-pendahuluan-2009.pdf
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html
http://wghiffary.wordpress.com/2011/04/04/adaptasi-evolusi-suksesi-primer-dan-sekunder-serta-faktor-pembatas/
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.125-132%20Pembelajaran%20Ekologi.pdf
http://www.scribd.com/doc/45799711/SUKSESI
Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi
Tumbuhan. Bandung. Institut Teknologi Bandung.