KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua kami, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya.
MAKALAH
TENTANG
DAMPAK TEKTONISME
BAGI KEHIDUPAN
Disusun Oleh
YONGKI
SMA
NEGERI 1 MAGINTI
T.A
2017/2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian
Tektonisme 2
B.
Gerak Epirogenesa Dan Orogenesa 2
C.
Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan 5
BAB III PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
B.
Saran 6
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan,
lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan
adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah
permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertical yang
menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis tektonisme,
yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk
daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah
vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas.
B. Rumusan Masalah
- Membahas Dampak
Tektonisme bagi kehidupan
C. Tujuan
Agar kita
mengetahui Dampak Tektonisme bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tektonisme
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan letak muka bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang
mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak. Tektonisme akan mengubah
bentuk muka bumi menjadi naik atau turun.
B.
Gerak Epirogenesa Dan Orogenesa
Gerak tektonisme dibedakan menjadi 2 yaitu gerak epirogenesa dan gerak
orogenesa
1. Gerak
Epirogenesa
Suatu proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang
lambat dari dalam dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah meliputi
wilayah yang luas. Gerakan tektonis epirogenesa ada 2 macam, yaitu epirogenesa
positif dan epirogenesa negatif.
1. Epirogenesa positif
Merupakan gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air
laut naik, akibat adanya sedimen yang tebal. Contoh: Turunnya pulau-pulau di
Indonesia bagian timur (Kep. Maluku dari barat daya sampai P.
Banda).
Merupakan gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air
laut turun, misal mencairnya lapisan es. Contoh: Naiknya Pulau Timor dan
Pulau Buton Naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
2. Gerak
Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi
wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat tabrakan
lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung
samudra dengan benua.
1. Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang lemah,
tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan
lembah lipatan disebut sinklinal.
Berdasarkan
ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan dibedakan menjadi:
a. Lipatan
tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak
adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi
dengan seimbang.
b. Lipatan
Miring (Asymmetric Folds)
Lipatan miring
adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satu
sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan kenampakan salah satu sisinya
lebih curam.
c. Lipatan
Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah
adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi karena arah
tenaga horizontal hanya dari satu arah.
d. Lipatan
Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup
adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang
lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
e. Lipatan
Sesar Sungkup (Overthrust)
Lipatan sesar
sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi
dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
f. Nappe
Terbentuk
setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.
2. Lengkungan
Lengkungan
merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata pada suatu
daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur
lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
3.
Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami
retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa
batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak)
kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension).
Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang
mencolok.
Tipe-tipe dasar
patahan:
a.
Normal Fault
Merupakan
patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan
arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini
adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
b.
Reserve Fault
Merupakan
patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari
45 derajat.
c.
Strike Fault
Merupakan
patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan
mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah
mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila
gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan
sesar geser dekstral.
4.
Retakan
Retakan
merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan, sehingga
batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya ditemukan pada
batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic
joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai berikut:
a.
Retakan yang disebabkan tekanan
b.
Retakan yang disebabkan tarikan
C. Dampak
Tektonisme Bagi Kehidupan
1. Dampak Positif
· Proses vulkanisme pada
gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik
akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.
· Gunung api merupakan
penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan
yang lainnya.
· Bentuk hasil
tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
2. Dampak Negatif
· Lereng-lereng yang
terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai, yang tidak baik
dijadikan daerah pertanian
· Daerah-daerah
pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan
terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil
maupun korban jiwa.
· Proses alam endogen
dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan
gunung api dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan
masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi penduduk setempat.
· Pergeseran kerak bumi
mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih
lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi
(pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan
adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan
sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang
mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan letak muka bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang
mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak. Tektonisme akan mengubah
bentuk muka bumi menjadi naik atau turun.
B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini,
sebaiknya memberi saran, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari
berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain
untuk lebih memperdalam materi mengenai seni secara umum.