MAKALAH
BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIM
“TANAMAN CABAI”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SITI MUZDALIFAH
90704020
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
( STIP )
TAHUN 2010
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman Cabai (Capsicum annum l) merupakan suatu komoditi yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan melestarikan sumber daya alam.
Awal tanaman cabai tumbuh di daratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah termasuk Meksiko, kira-kira sejak 2500 tahun sebelum masehi. Masyarakat yang pertama kali memanfaatkannya dan mengembangkan cabai adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika Tengah dan orang Aztek di Meksiko. Mereka memanfaatkan tanaman berbuah pedas termasuk sebagai bumbu penyedap masakan mereka. Tanaman cabai juga merupakan terna tahunan yang tumbuh tegak dengan batang berkayu dan cabang berjumlah banyak. Ketinggiannya biasa mencapai 120 cm dengan lebar tajuk tanaman sampai 20 cm. Daun cabai umumnya berwarna hijau gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun mempunyai tulang menyirip. Bentuknya umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung meruncing, tergantung pada jenis dan varietasnya. Bunga cabai seperti bunga terompet, sama dengan bunga pada tanaman keluarga Solanacene lainnya. Bunga cabai merupakan bunga lengkap yang terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik.
2. Tujuan
Pembahasan tentang tanaman cabai bertujuan untuk mengetahui cara pemberantasan dan mengendalikan hama, penyakit dan gulma serta tata cara membudidayakan tanaman cabai.
BAB II
PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman cabai mulai dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan serta waktu panen sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimum.
2. Bagaimana cara mengendalikan / memberantas hama, penyakit dan gulma pada tanaman cabai.
BAB III
PEMBAHASAN
Tanaman cabai sebenarnya tanaman yang cocok tumbuh di daerah rendah sampai menengah. Namun, dewasa ini para produsen benih sudah mampu menghasilkan benih sudah mampu menghasilkan benih cabai yang bisa tumbuh di daratan rendah, daratan menengah, sampai daratan tinggi sekitar 2 - 500 m dpl. Untuk pertumbuhan optimal, tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya matahari sekurang-kuranrnya selama 10 - 12 jam untuk fotosintesis. Pembentukan bunga dan buah serta pemasakan buah. Jika sinar matahari yang dibutuhkan kurang atau lebih lama, batangnya lemas, tanaman meninggi dan gambang terkena penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Untuk itu lokasi penanaman cabai harus bebas dari tanaman-tanaman pelindung yang dapat menghalangi sinar matahari.
Pembibitan cabai sebaiknya dilakukan dengan menggunakan plastik/polly back yang kecil berukuran ± 12 cm x 8 cm. Plastik yang telah disediakan dilubangi bagian samping dan bawahnya untuk membuang kelebihan air. Pengolahan lahan dilakukan 2 kali yaitu pengolahan pertama dimaksudkan untuk membalik tanah. Satu minggu setelah pengolahan pertama dilanjutkan dengan pengolahan kedua dengan tujuan untuk menggemburkan tanah dan membersihkan sisa-sisa tanaman pengganggu. Penanaman bibit di lapangan dilakukan setelah bibit mempunyai daun 4 atau 5 helai. Bibit tanaman cabai diangkat dari media persemaian dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak. Pada saat penanaman batang bibit diusahakan berdiri tegak untuk mencegah robohnya tanaman, setelah ditanam, tanaman cabai memerlukan perawatan rutin yang terdiri dari :
a. Penyiangan, dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
b. Penyulaman, dilakukan bila ada tanaman yang mati pada umur 1 minggu setelah tanam.
c. Penyiraman, dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
Hama pada tanaman cabai seperti :
a. Lalat Buah (Bactrocera dorcalis), menyerang buah cabai dengan cara menyuntikan telurnya ke dalam kulit buah. Telur tersebut akan berubah menjadi larva yang akan menggerogoti buah cabai sehingga menyebabkan kebusukan dan kerontokan. Pengendalian serangan lalat yang berwarna coklat kekuningan dengan garis kuning membujur di punggungnya ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sistemik sejak buah berumur 1 minggu dengan dosis dan interval mengikuti petunjuk yang ada dikemasan.
b. Ulat Daun
Ulat daun yang sering menyerang tanaman cabai adalah Spodoptera Litura F. Ulat tersebut menyerang daun tanaman dengan cara memakannya sehingga daun berlubang atau rusak. Hal ini dapat mengganggu fotosintesis daun. Penanggulangannya dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida racun kontak atau perut dan menjaga sanitasi kebun.
c. Kutu Putih (Pseudococos SP), berbentuk bulat dan berwarna kehijauan. Tubuhnya diselimuti lapisan lilin agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman cabai dengan cara menghisap cairan daun. Akibat serangan kutu putih, daun menjadi keriting dan merana. Bunga atau buah pun bisa mengalami kerontokan. Pemberantasan kutu putih dapat menggunakan insektisida dan akarisida.
Penyakit pada tanaman cabai seperti :
a. Busuk Buah (Antraknose atau Patek)
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Colectroticum SP. Serangan cendawan ini ditandai dengan adanya bercak coklat pada buah yang terus melebar. Pada serangan yang serius, buah akan kering membusuk dan keriput. Menanggulangi serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang tidak terlalu rapat, melakukan pemangkasan yang teratur dan menyemprotkan dengan menggunakan fungisida sistemik secara teratur.
b. Busuk Kuncup
Disebabkan oleh cendawan Choanephora cucurbitarum. Cendawan ini banyak menyerang tanaman cabai pada musim hujan. Penyakit ini biasanya menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk, dan ranting tanaman cabai. Ranting atau tangkai yang terserang lama-kelamaan membusuk, kemudian terlihat spora cendawan berwarna kelabu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memperlancar sirkulasi udara dan membuat saluran drainase yang baik untuk mengurangi kelembapan. Memperlancar sirkulasi udara dilakukan dengan cara memangkas daun-daun tua dan tunas air.
c. Becak Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomanas campestris PV. Menyerang bagian daun dan buah tanaman cabai. Serangan pada daun ditandai yang adanya bercak kecil kebasahan yang menjadi nekrotik kecoklatan di bagian tengahnya. Serangan ini dapat menyebabkan daun dan buah berguguran. Pengendalian serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memperlebar jarak tanam, membuang daun dan buah yang terserang, dan menyemprot fungisida berbahan aktif tembaga, seperti Vitigran Blue.
Selain hama dan penyakit gulma juga dapat merugikan dan menganggu tanaman cabai karena merebut unsur hara di dalam tanah. Untuk mengendalikan gulma cara yang paling efektif adalah melakukan penyiangan dan mencabut gulma yang mengganggu tanaman cabai sampai ke akarnya secara rutin. Selain itu, pengendalian bisa dilakukan dengan menyemprotkan herbisida.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Tanaman cabai merupakan tanaman yang cocok tumbuh di daerah dataran rendah sampai menengah dan dataran tinggi sampai 2500 m dpl. Untuk pertumbuhan optimal, tanaman cabai memutuskan intensitas cahaya matahari sekurang-kurangnya selama 10 - 12 jam.
- Pembibitan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan plastik/polly back yang berukuran ± 12 cm x 8 cm.
- Pengolahan lahan dilakukan 2 kali.
- Pada saat penanaman batang bibit diusahakan berdiri tegak untuk mencegah rebahnya tanaman.
- Perawatan yang dilakukan untuk tanaman cabai yaitu penyiangan, penyulaman dan penyiraman.
- Cara memanen cabai yang benar dengan memetik buah cabai sekaligus menyertakan tangkai buahnya.
- Untuk mengendalikan gulma cara yang efektif adalah melakukan penyiangan dan mencabut gulma yang mengganggu tanaman cabai sampai akarnya secara rutin.
2. Saran
Dalam melakukan penyemprotan peptisida ketanaman sebaiknya dilakukan jika populasi hama atau penyakit sudah melewati batas toleransi. Saat melakukan penyemprotan, para pekerja harus memperhatikan keselamatannya. Pastikan menggunakan sarung tangan, baju lengan panjang, topi dan masker untuk hidung yang dapat mencegah keracunan.
DAFTAR PUSTAKA
Berbagai Cara Pasca Panen Cabai, Trubus No. 288 Th. XXIV, November 1993
Bertanam Cabai Hero, Trubus No. 284 Th. XXIV, Juli 1993
Cabai dan Kesehatan, Trubus No. 322 Th. XXVIII, Juli 1997
Hama Penyakit Cabai dengan Pengendaliannya, Trubus No. 319 Th. XXVII, Juni 1996
Sekian MAKALAH BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIM TANAMAN CABAI semoga bermanfaat