MAKALAH
SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA REFORMASI
Disusun Oleh
SALMAWATI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam
yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga
kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini bisa berjalan tanpa adanya hambatan
yang di luar kemampuan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Agung kita Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah SWT
terutama nabi yang telah membawa mu’jizatnya yang berupa Al-Qur’an, yang
dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Kami menyadari bahwa dalam makalah kami masih
banyak terdapat kesalahan yang itu memang kelemahan dari kami, untuk itu kami
mohon kiranya para pembaca sekalian memberikan saran yang bisa kami jadikan
pengalaman untuk kesuksesan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Akhirnya kami berharap, makalah ini semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB
I
BAB
II
BAB
III
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar dalam memajukan
suatu bangsa, bahkan peradaban manusia. Tujuan pendidikan itu merupakan tujuan
dari negara itu sendiri. Pendidikan yang rendah dan berkualitas akan terus
mengundang para penjajah, baik penjajahan secara fisik maupun non fisik,
seperti penjajahan intelektual, pemikiran, ekonomi, sosial, politik dan
agama. Hal ini senada dengan ungkapan “kebodohan bukanlah karena
penjajahan tetapi kebodohanlah yang mengundang penjajah”.
Bangsa Indonesia merdeka setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kemerdekaan ialah terbebasnya suatu bangsa dari belenggu penjajahan. Bangsa
yang sudah merdeka dapat leluasa mengatur laju bangsa dan pemerintahan untuk
mencapai tujuannya. Benarkah demikian?
Kemerdekaan tidak sepenuhnya menyelesaikan berbagai persoalan negara.
Kemerdekaan politik sesudah masa penjajahan oleh pemerintah Jepang dan Belanda
itu lebih mudah dicapai dibandingkan dengan rekonstruksi kultural masyarakat
dan renovasi system pendidikan kita, khususnya pendidikan Islam.
Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang sungguh menarik dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda yang
menduduki Indonesia selama 3 ½ abad dan Jepang selama 3 1/ 2 tahun meninggalkan
kesengsaraan, mental dan kondisi psikologis yang lemah. Dengan misi gold, glory
dan gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan iedeologi dengan
doktrin-doktrin Barat. Akan tetapi kita sepatutnya bangga dengan
perjuangan para tokoh Muslim pada masa itu yang berupaya sekuat tenaga untuk
mengajarkan Islam dengan cara mendirikan lembaga – lembaga pendidikan Islam
seperti madrasah, pesantren, majlis taklim dan sebagainya. Dari lembaga inilah
kemudian lahir tokoh-tokoh muslim yang berperan besar dalam mewujudkan
kemerdekaan dan membela risalah Islam. Materi yang dipelajari menggunakan
referensi dan kitab-kitab kuning berbahasa Arab seperti safinah, Bulughul
Marom, dan sebagainya selain itu ilmu jiwa, ilmu hitung pun dipelajari. Pada
saat itu disamping menuntut ilmu mereka harus berjuang melawan penjajah.
Itulah
sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.
Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa mampu menghirup angin segar di
negerinya sendiri karena telah terlepas dari penjajahan. Akan tetapi, sikap,
watak dan mental bangsa yang terjajah akan menjadi kendala tersendiri bagi
perkembangan negara, khususnya pendidikan Islam di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana
Pendidikan Islam Pada masa Reformasi?
2.
Bagaimana
Pendidikan Islam pada masa Depan?
3.
Apa
Tujuan Setiap Jenjang Pendidikan Islam pada Masa reformasi?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
Program peningkatan mutu pendidikan yang ditargetkan oleh
pemerintah Orde Baru akan mulai berlangsung pada Pelita VII terpaksa gagal,
krisis ekonomi yang berlangsung sejak medio Juli 1997 telah mengubah konstelasi
politik maupun ekonomi nasional. Secara politik, Orde Baru berakhir dan
digantikan oleh rezim yang menamakan diri sebagai “Reformasi Pembangunan”
meskipun demikian sebagian besar roh Orde Reformasi masih tetap berasal dari
rezim Orde Baru, tapi ada sedikit perubahan, berupa adanya kebebasan pers dan
multi partai.
Dalam bidang pendidikan kabinet reformasi hanya melanjutkan
program wajib belajar 9 tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta
melakukan perbaikan sistem pendidikan agar lebih demokratis. Tugas jangka
pendek Kabinet Reformasi yang paling pokok adalah bagaimana menjaga agar
tingkat partisipasi pendidikan masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang mengalami
putus sekolah.
Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis yang
berkepanjangan, beban pemerintah menjadi sangat berat. Sehingga terpaksa harus
memangkas program termasuk didalamnya program penyetaraan guru-guru dan
mentolerir terjadinya kemunduran penyelesaian program wajib belajar 9 tahun.
Sekolah sendiri mengalami masalah berat sehubungan dengan naiknya biaya
operasional di suatu pihak dan makin menurunnya jumlah masukan dari siswa.
Pembangunan di bidang pendidikan pun mengalami kemunduran.
Beberapa hal yang menyebabkan program pembangunan pemerintah
dalam sektor pendidikan belum terpenuhi secara maksimal.
1.
Distribusi
pembangunan sektor pendidikan kurang menyentuh lapisan sosial kelas bawah.
2.
Kecenderungan
yang kuat pada wilayah pembangunan yang bersifat fisik material, sedangkan
masalah-masalah kognitif spiritual belum mendapatkan pos yang strategis.
3.
Munculnya
sektor industri yang membengkak, cukup menjadikan agenda yang serius bagi
pendidikan Islam di Indonesia pada masa pembangunan ini.
4.
Perubahan-perubahan
sosial yang berjalan tidak berurutan secara tertib, bahkan terkadang eksklusif
dalam dialektik pembangunan sebagaimana tersebut di atas.
Semua hal diatas adalah faktor penyebab dari tidak
terpenuhinya beberapa maksud pemerintah dalam menjalankan pembangunan dalam
sektor pendidikan agama khususnya bagi Islam. Semua itu sangat memprihatinkan
apalagi jika dibiarkan begitu saja tanpa upaya retrospeksi atas kegagalan
tersebut.
Yang harus disadari adalah lembaga pendidikan Islam adalah
lembaga pendidikan Islam memiliki potensi yang sangat besar bagi jalannya
pembangunan di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang pendidikan
yang ada sekarang, harus diingat bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah
banyak melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas.
HM. Yusuf Hasyim mengungkapkan betapa besarnya pendidikan
Islam di Indonesia hanya dengan menunjukkan salah satu sampelnya yaitu
pesantren. sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren dan madrasah-madrasah
bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa secara keseluruhan.
Sedangkan secara khusus pendidikan Islam bertanggungjawab terhadap kelangsungan
tradisi keislaman dalam arti yang seluas-luasnya. Dari titik pandang ini
pendidikan Islam, baik secara kelembagaan maupun inspiratif, memilih model yang
dirasakan mendukung secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia itu
sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin yang sejati, mempunyai kualitas moral
dan intelektual.
Selama ini banyak dijumpai pesantren-pesantren yang tersebar
dipelosok tanah air, terlalu kuat mempertahankan model tradisi yang dirasakan
klasik, sebagai awal dari system pendidikan itu sendiri. Tapi, pada saat ini sudah banyak
pesantren dan madrasah yang modern dengan mengacu kepada tujuan muslim dan
memperhatikan tujuan makro dan mikro pendidikan nasional Indonesia, maka
pendidikan pesantren akan memadukan produk santri untuk memiliki outputnya
(lulusan) agar memiliki 3 tipe lulusan yang terdiri dari :
a.
Religius
skillfull people yaitu insan muslim yang akan menjadi tenaga-tenaga terampil,
ikhlas, cerdas, mandiri, iman yang tangguh sehingga religius dalam tingkah dan
prilaku, yang akan mengisi kehidupan tenaga kerja didalam berbagai sector
pembangunan.
b.
Religius
Community leader, yaitu insane Indonesia yang ikhlas, cerdas dan mandiri akan
menjadi penggerak yang dinamis dalam transformasi sosial dan budaya dan mampu
melakukan pengendalian sosial (sosial control)
c.
Religius
intelektual, yaitu mempunyai integritas kukuh serta cakap melakukan analisa
ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah ilmiah.
2. Pendidikan Islam Masa Depan
Prospek pendidikan Islam pada masa mendatang, harus pula
dikaji dan diteropong melalui lensa realitas pendidikan islam di Indonesia yang
ada pada hari ini. Melihat kendala yang dihadapi oleh pendidikan nasional,
minimal telah terpantul sinar yang juga menggambarkan tentang kondisi
pendidikan Islam di Indonesia pada masa kini. Adapun kendala tersebut berupa :
a.
Kurikulum
yang belum mantap, terlihat dari beragamnya jumlah presentasi untuk pelajaran
umum dan agama pada berbagai sekolah yang berlogo Islam.
b.
Kurang
berkualitasnya guru, yang dimaksud disini adalah kurang kesadaran professional,
kurang inofatif, kurang berperan dalam pengembangan pendidikan, kurang
terpantau.
c.
Belum
adanya sentralisasi dan disentralisasi.
d.
Dualisme
pengelolaan pendidikan yaitu antara Depag dan Depdikbud.
e.
Sisa-sisa
pendidikan penjajahan yang masih ditiru seperti penjurusan dan pemberian gelar.
f.
Kendali
yang terlalu ketat pada pendidikan tinggi.
g.
Minimnya
persamaan hak dengan pendidikan umum.
h.
Minimnya
peminat sekolah agama karena dipandang prospeknya tidak jelas.
Beberapa
strategi yang perlu dicanangkan untuk memprediksi pendidikan Islam masa depan
adalah sebagai berikut.
1.
Strategi
sosial politik
Menekankan diperlukannya merinci butir-butir pokok
formalisasi ajaran Islam di lembaga-lembaga negara melalui upaya legal
formalitas yang terus menerus oleh gerakan Islam terutama melalui sebuah partai
secara eklusif khusus bagi umat Islam termasuk kontrol terhadap aparatur
pemerintah. Umat Islam sendiri harus mendidik dengan moralitas Islam yang benar
dan menjalankan kehidupan islami baik secara individu maupun masyarakat.
2. Strategi Kultural
Dirancang
untuk kematangan kepribadian kaum muslimin dengan memperluas cakrawala
pemikiran, cakupan komitmen dan kesadaran mereka tentang kompleksnya lingkungan
manusia.
3. Strategi Sosio cultural
Diperlukan
upaya untuk mengembangkan kerangka kemasyarakatan yang menggunakan nilai-nilai
dan prinsip-prinsip Islam.
3.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Jenjang Pendidikan
a.
Tujuan
untuk jenjang pendidikan MI /SD dan MTS / SLTP meliputi ;
1.
Tumbuhnya
keimanan dan ketaqwaan dengan mulai belajar Al-Qur’an dan praktek-praktek
ibadah secara verbalistik dalam rangka pembiasaan dan upaya penerapannya.
2.
Tumbuhnya
sikap beretika melalui keteladanan dan penanaman motifasi.
3.
Tumbuhnya
penalaran (mau belajar, ingin tahu senang membaca, memiliki inofasi, dan
berinisiatif dan bertanggung jawab).
4.
Tumbuhnya
kemampun berkomunikasi sosial.
5.
Tumbuh
kesadaran untuk menjaga kesehatan.
b.
Tujuan
pendidikan pada jenjang MA/SLTA meliputi :
1.
Tumbuhnya
keimanaan dan ketaqwaan dengan memiliki kemampuan baca tulis Al-qur’an dan
praktek-praktek ibadah dengan kesadaran dan keikhasan sendiri.
2.
Memiliki
etika.
3.
Memiliki
penalaran yang baik.
4.
Memiliki
kemampuan berkomunikasi sosial.
5. Dapat mengurus dirinya sendiri.
Tujuan Pendidikan Tingkat Tinggi didalam penguasaan ilmu pendidikan dan
kehidupan praktek ibadahnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi telah
memiliki kemampuan untuk menyebarkan kepada masyarakat dan menjadi teladan bagi
mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah pendidikan pada masa Reformasai dimulai sejak
berakhirnya masa orde Baru yang dipimpim oleh Soeharto. Lengsernya Soeharto
dari kepresidenan pada tahun 1998 menjadi tonggak dimulainya pendidikan islam
pada masa reformasi.
Pada masa ini pendidikan Islam sudah memiliki jenjang yng
baku seperti Madrasah Ibtidaiyyah untuk tingkatan dasar. Madrasah Tsanawiyyah
untk tingkatan menengah pertama dan Madrsah Aliyah untuk tingkatan menengah
atas.
Beberapa hal yang menyebabkan program pembangunan
pemerintah dalam sektor pendidikan belum terpenuhi secara maksimal.
1.
Distribusi
pembangunan sektor pendidikan kurang menyentuh lapisan sosial kelas bawah.
2.
Kecenderungan
yang kuat pada wilayah pembangunan yang bersifat fisik material, sedangkan
masalah-masalah kognitif spiritual belum mendapatkan pos yang strategis.
3.
Munculnya
sektor industri yang membengkak, cukup menjadikan agenda yang serius bagi
pendidikan Islam di Indonesia pada masa pembangunan ini.
4.
Perubahan-perubahan
sosial yang berjalan tidak berurutan secara tertib
A.
Saran
Apabila penyusunan makalah ini ada yang
kurang berkenan dihati pembaca, kami selaku pemakalah meminta ma'af dan semoga
ada kritik dan saran yang bermanfa'at dan membangun dari para sahabat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman
Wahid, Bunga Rampai Pesantren, Dharma Bhakti Jakarta, 1978
Azyumardi
Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
Logos, Jakarta,
1999
H.
Amin haedari, Transformasi Pesantren: LeKDis, Jakarta, 2006
I
Djumhur, Sejarah Pendidikan, CV Ilmu, Bandung 1979
Prof.
H. mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Hidakary
Agung, 1985
Zuhairini, Sejarah
Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta. 1986